KONSELING |
PSIKOTERAPI |
Klien |
Pasien |
Gangguan yang kurang serius |
Gangguan yang serius |
Masalah jabatan, pendidikan, dsb |
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan |
Berhubungan dengan pencegahan |
Berhubungan dengan penyembuhan |
Lingkungan pendidikan dan non medis |
Lingkungan medis |
Berhubungan dengan kesadaran |
Berhubungan dengan ketidaksadaran |
Metode Pendidikan |
Metode penyembuhan |
Setelah membahas tentang definisi beserta perbedaan dari konseling dan psikoterapi selanjutnya saya akan menjelaskan tentang ciri-ciri dari konseling dan psikoterapi.
Ciri-Ciri Konseling
1. Konseling menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang professional, kompeten dalam menangani konflik-konflik, kecemasan kecemasan atau masalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan pribadi, social, karir dan Pendidikan sera ciri-ciri pribadi yang akan memungkinkannya memahami proses-proses psikologi dan dinamika perilaku pada diri klien dan konselor, maupun hubungan antar keduanya.
2. Konseling melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung maupun tidak langsung mengemukakan dan memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata dan gerakan-gerakan lain dengan maksud meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat dalam interaksi itu.
3. Model interaksi dalam konseling tidak terbatas dalam dimensi verbal saja tetapi juga telah dikembangkan model interaksi konseling nonverbal.
4. Interaksi antar konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relative lama dan terarah pada pencapaian tujuan.
5. Tujuan dari proses konseling adalah terjadinya perubahan padatingkah laku klien.
6. Konseling merupakan proses yang dinamis.
7. Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien.
Ciri-Ciri Psikoterapi
Ada tiga ciri utama psikoterapi yaitu:
1. Dari segi
proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan
menganut kode etik psikoterapi.
2. Dari segi
tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang,mengatasi masalah
psikologis atau meningkatkan potensi psikologisyang sudah ada (afektif,
kognitif, perilaku/kebiasaan).
3. Dari segi
tindakan : seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi
modern yang sudah teruji efektivitasnya.
1. Menurut Willis, konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah. Menurutnya, dalam era global dan pembangunan saat ini, konseling bukan saja bersifat klinis-psikologis, tapi harus lebih menekankan pada pengembangan potensi individu yang terkandung didalam dirinya, baik intelektual, afektif, sosial, emosional, dan religius; menjadikannya sebagai individu yang akan berkembang dengan nuansa yang lebih bermakna, harmonis, sosial, dan bermanfaat. Dengan demikian, ada perubahan konsepsional antara pengertian konseling lama dengan konseling baru, dimana konseling bukan saja bersifat klinis, tapi juga bersifat preventif dan pengembangan individu.
2. Menurut Prof. Rosjidan, ada tiga kategori yang bisa dicatat dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan sebuah konseling. Tujuan khusus ini meliputi :
- Merubah tingkah laku yang terganggu
- Mempelajari tingkah laku yang terganggu,
- Mencegah problem-problem.
3. Corey (dalam Abimanyu dan Manrihu, 1996) mengelompokan tujuan-tujuan konseling menjadi :
- Reorganisasi kepribadian
- Menemukan makna dalam hidup
- Penyembuhan ganguan emosional
- Penyesuaian terhadap masyarakat
- Pencapaian aktualisasi (perwujudan) diri
- Peredaan kecemasan
- Penghapusan perilaku maladaptif (sulit untuk menyesuaikan diri)
- Belajar pola-pola perilaku adaptif
- Perubahan Perilaku
- Kesehatan mental yang positif
- Pemecahan masalah
- Keefektifan pribadi
- Pengambilan keputusan
1. Memperkuat
motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar. Dengan konseling direktif dan
suportif mendorong klien untuk bertindak tepat. Nasehat sampai hipnosis dapat
diberikan
2. Mengurangi
tekanan emosi yang mendalam dengan membuat klien katarsis, mengulang pengalaman
emosi yang mendalam dan mengekspresikannya akan menimbulkan pengalaman
baru
3. Membantu
mengembangkan potensinya, melepaskan diri dari fiksasinya dan berkembang ke
arah yang positif
4. Mengubah
kebiasaan yang maladaptif. Konseling perilaku sering digunakan untuk mencapai
tujuan ini
5. Mengubah
lingkungan sosial individu. Pada anak-anak yang bermasalah biasanya hidup dalam
lingkungan yang kurang sehat. Untuk itu konseling/terapi ditujukan pada orang
tua dan lingkungan sosial anak. Konseling/terapi yang berorientasi pada sistem
banyak digunakan.
6. Mengubah
proses somatik agar mengurangi rasa sakit, cemas. Latihan rileksasi dapat
digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan.
7. Mengembangkan
kesadaran, kontrol, dan kreativitas diri. Mengartikan mimpi, fantasi untuk
mengerti apa yang dialaminya. Meditasi,yoga dapat mempertajam penginderaan dan
kesadaran individu.
8. Mengubah
struktur kognitif. Adanya perbedaan antara kenyataan dengan struktur
kognitiflah masalah itu muncul. Untuk itu struktur kognitif perlu dirubah untuk
menyesuaikan dengan kondisi yang ada
9. Meningkatkan
pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan dengan tepat. Apa yang
dulunya tidak disadarinya menjadi lebih disadarinya sehingga klien tahu akan
konflik-konfliknya.
10. Meningkatkan hubungan antar pribadi. Konflik dapat terjadi secara intrapersonal, tapi juga interpersonal. Dengan konseling kelompok individu diberi kesempatan untuk meningkatkan hubungan antar pribadi.
Setelah tujuan dan manfaat konseling dan psikoterapi saya akan memberi tahu beberapa pendekatan konseling dan psikoterapi.
Pendekatan Konseling dan Psikoterapi
Berikut beberapa pendekatan konseling dan psikoterapi:
1. Pendekatan Behavioral
Pendekatan behavioral atau perilaku adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori belajar. Konseling model ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip – prinsip belajar pada pengubahan perilaku kearah cita – cita yang adaptif. Pendekatan behavioral tidak menguraikan asumsi – asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara langsung. Setiap orang dipandang memiliki kecenderungan – kecenderungan positif dan negative yang sama. Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya.
2. Pendekatan Psikoanalitik
Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadian terdiri dan tiga system id, eg, dan superego. Id adalah system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan. Id kurang terorganisasi, buta, menuntut, dan mendesak. Id bersifat tidak logis, amoral, dan di dorong oleh satu kepentingan : memuaskan kebutuhan – kebutuhan naluriah sesuai dengan asas kesenangan. Ego adalah tempat bersemayam intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan implus –implus buta dari id. Superego adalah kode moral individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk , benar atau salah.
3. Pendekatan Humanistik
Psikologi eksistensial humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih - alih suatu sistem teknik - teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Oleh karena itu , pendekatan eksistensial - humanistik bukan suatu aliran terapi, bukan pula suatu teori tunggal yang sistematik.
Tidak seperti kebanyakan pendekatan terapi, pendekatan eksistensial humanistic tidak memiliki teknik - teknik yang ditentukan secara ketat. Teknik konseling yang dikembangkan oleh konselor eksistensial humanistic hanya sedikit. Konselor eksistensial – humanistic bisa meminjam teknik - teknik dari model - model lain. Dalam konseling ini, diagnosis, pengetesan, dan pengukuran - pengukuran eksternal tidak dipandang penting. Dengan demikian , konseling model ini bisa menjadi sangat konfrontatif.
4. Pendekatan Client - Centered
Terapi model ini dikembangkan pertama kali oleh Carel Rogers dengan sebutan Client Centered Therapy (Meador dan Rogers, 1973 ) yaitu suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara dengan konseli agar tercapai gambaran yang serasi antara ideal self ( diri konseli yang ideal ) dengan actual self ( diri konseli sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Pendekatan client centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara – cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Klien , sebagai orang yang paling mengetahui dirinya adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih pantas bagi dirinya.
5. Pendekatan Gestalt
Sasaran utama terapi gestalt adalah pencapaian kesadaran. Dengan kesadaran, klien memiliki kesanggupan untuk menghadapi dan menerima bagian – bagian keberadaan yang diingkarinya serta untuk berhubungan dengan pengalaman – pengalaman subjektif dengan kenyataan. Klien bisa menjadi suatu kesatuan dan menyeluruh. Apabila klien menjadi sadar , maka urusannya yang tidak selesai akan selalu muncul sehingga bisa ditangani dalam terapi.
6. Pendekatan Analisis Transaksional
Pendekatan ini dikembangkan Oleh Eric Berne, berlandaskan suatu teori kepribadian yang berkenaan dengan analisis structural dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu : orang tua, orang dewasa, dan anak. Analisis Transaksional adalah psikoterapu transaksional yang dapat digunakan dalam konseling individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam konseling kelompok.
Analisis Transaksional memekankan aspek –aspek kognitif rasional behavioral dan berorientasi kepada peningkatan kesadaran sehingga konseli akan mampu membuat putusan – putusan baru dan mengubah cara hidupnya. Tujuan dasar Analisis Transaksional adalah membantu klien dalam membuat putusan – putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatasi oleh putusan –putusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh permainan yang manipulative dan oleh scenario – scenario hidup yang mengalahkan diri, dengan gaya hidup otonom yang ditandai dengan kesadaran, spontanitas, dan keakraban.
Sekian pembahasan dari saya mengenai Konseling dan Psikoterapi apabila ada kesalahan mohon dimaafkan saya hanyalah manusia biasa🙏🙏.
Thank for visiting my Blog😊😊, Semoga bermanfaat bye-bye👋👋.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar